cerpen
Minggu, 22 April 2012
Sabtu, 28 Januari 2012
cerpen
Ratapan
Dernan
Oleh :
Putri Lestari
S
|
epi,sedih,sunyi. Mungkin itu yang
dirasakan oleh wanita tua yang menghabiskan hari-harinya di hotel prodeo. Taka
da lagi hidup mewah,taka da lagi sanak keluarga,tak ada lagi teman yang dapat
menghibur hati lara yang kian mendera
dari hari kehari.sejam terasa sehari,sehari terasa seminggu,seminggu terasa
sebulan. Begitu lama memang jika berada dalam jeruji besi. Badannya yang dulu
kencang,kulitnya yang dulu putih,wajahnya yang dulu cantik seakan sirna karena
fikiran yang terlalu banyak dan batin yang tersiksa. Setiap malam ia tidak bisa
tidur,setiap malam ia meratapi nasibnyayang akan menghabiskan akhir hayatnya di
dalam penjara. Setiap malam ia selalu mengadu kepada sang khalik yang dulunya
tak pernah ia lakukan. Setiap malam ia menangis, namun taka da satupun yang mau
mendengar dan memperdulikannya. Ia semakin tua,ia semakin lemah,tapi sayang ia
harus menghabiskan hari-harinya selama seuluh tahun lagi. Sudah lima tahun
belakangan ini boleh di hitung orang yang mengunjunnginya. Ia sangat
rindu,kepada anak dan suaminya. tapi tidak bagi mereka, suami yang sangat
dicintainya kini menikah dengan wanita muda yang cantik. Suami dan anak-anaknya
kini hidup bahagia menggunakan harta yang ia cari dengan pengorbanan.
Ini berawal dari kebiasaan buruknya
yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kesenangan semata. Ketika ia
masih sekolah, wanita tua ini selalu mencari cara agar nilainya tinggi. Mulai
dari menyontek hingga mencari muka serta menebar fitnah temannya. Selain itu untuk
mendapatkan suami saja, ia merebut suami adiknya yang lebih muda dari dia lima
belas tahun. Kebiasaan ini terus berlanjut ke perguruan tinggi hingga bekerja.
Ketika bekerja ia selalu mencari muka dan penjilat kepada atasannya sehingga ia
cepat naik pangkat. Setelah mendapat jabatan yang tinggi ia lupa akan Tuhan
yang selalu melihat dan mengawasi dirinya. Ia tidak takut untuk menggelapkan
uang mulai dari dua ratus juta rupiah hingga tiga puluh triliun rupiah sampai
akhirnya di jebloskan ke dalam penjara oleh lembaga KPK.
Menderita gara-gara uang adalah
ungkapan yang sangat pantas untuk Dernansia Avojia yang kini tak ada lagi
wibawa. Padahal ketika ia menjadi pemimpin sebuah perusahaan ia selalu di puja
pleh bawahannya, dan begitu juga ketika di rumah ia selalu di sanjung oleh
sanak keluarganya.tapi sayang seribu sayang taka da yang menyangka nasib Dernan
akan begini. Ia akan menghabiskan masa tuanya di balik jeruji besi tanpa
kehangatan keluarganya.
Kini Dernan sadar atas semua
perbuatan yang telah ia lakukan. Semua perbuatannya akan dapat ganjaran baik di
dunia maupun akhirat.
“Finya,bangun…bangun…”,teriak ibuku
yang membangunkan aku dari mimpi burukku. “iya ma…”jawabku lemah.
Aku tidak tau mengapa aku bisa
bermimpi seperti itu. Mungkin kemarin di sekolah aku berniat mencontek ketika
ulangan Matematika. Hahhh… aku tidak ingin bernasib sama degan Dernan. Aku akan
berusaha dengan jalan yang baik untuk mencapai kesuksesan diriku.
“Finya bangun sayang…segera mandi
nak ”,teriak ibuku lagi yang membangunkan tidurku. “iya ma…sudah bangun
kok”,jawabku.
Langganan:
Postingan (Atom)